Pendidikan Yang Tidak Merata Di Indonesia, Ini Sebabnya
Afwa Zidna - Anjani Millatul - Oktisa Zakiatul -
Pendidikan Yang Tidak Merata Di Indonesia, Ini Sebabnya
Pendidikan adalah suatu proses pengembangan
diri agar dapat mejalankan kehidupan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh setiap orang. Dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan
derajat, meningkatkan kemampuan berfikir secara kritis, menyelesaikan masalah,
kunci keberhasilan majunya suatu negara, memperkuat identitas nasional maupun
jati diri suatu negara.
Indonesia merupakan negara berpendidikan. Melalui pendidikan yang baik, dapat diperoleh hal-hal yang baru, sehingga dapat digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tetapi, kenyataannya kondisi pendidikan yang ada di Indonesia kurang merata. Kualitas pendidikan yang masih tertinggal jauh dari negara-negara berkembang lainnya.
A. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan pendidikan di Indonesia kurang merata:
Terbatasnya Jumlah Guru yang Terampil
Salah satu faktor yang mengakibatkan
pendidikan kurang merata yaitu sedikitnya jumlah guru. Guru adalah suatu
komponen yang harus ada dalam
pendidikan. Karena, guru meupakan sosok yang memiliki tugas utama untuk
mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih, dan mengevaluasi
peserta didik. Guru juga pembentuk kepribadian seorang peserta didik. Persebaran guru-guru terampil kini belum
merata di beberapa daerah. Para guru cenderung memilih lokasi yang mudah untuk
diakses oleh transportasi, misalnya di daerah perkotaan. Lain halnya dengan di
desa terpencil yang sulit untuk dilalui kendaraan.
Peserta Didik yang Sulit Menangkap Pelajaran
Setelah guru, peserta didik adalah komponen
kedua yang harus ada dalam pendidikan. Kualitas pengetahuan yang tinggi peserta didik sangat mempengaruhi
pendidikan yang ada didalam Negeri. Tetapi, suasana yang kurang mendukung,
penyampaian materi yang kurang menarik,serta kondisi fisik seorang pelajar
adalah contoh masalah yang menjadikan peserta didik sulit untuk menangkap
pembelajaran.
Kurangnya Biaya
Pembiayaan pendidikan memiliki peran yang
sangat penting, karena ini adalah faktor pendukung berjalannya suatu
pendidikan. Proses belajar mengajar akan terlaksana berjalan secara maksimal
apabila tujuan yang akan dicapai memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
sesuai dengan perencanaan.
Di Indonesia, segala bantuan telah disebar
luaskan, namun masih saja belum merata. Hal ini terjadi pada beberapa daerah
terpencil.
Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang Pentingnya Pendidikan
Masyarakat yang tidak menyadari arti
pentingnya pendidikan akan mengalami beberapa hal, seperti kurang pengetahuan,
kurang keahlian, dan kurang terampil. Yang paling sering kita jumpai adalah
istilah jadul (jaman dahulu), maksudnya mereka kurang pengetahuan tentang
hal-hal yang baru seperti orang yang hidup di masa lampau. Dengan itu
masyarakat akan tertinggal karena mereka tidak bisa menyesuaikan kemajuan
zaman. Lain halnya dengan orang-orang yang berpendidikan tinggi yang memiliki
pemikiran luas mengenai masa depan.
Metode pengajaran guru yang monoton
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah
untuk dibayangkan. Karena guru dituntut untuk mengelola kelas, supaya kegiatan
pengajaran dapat berjalan dengan lancar dan tidak monoton. Pembelajaran yang
monoton akan sangat berakibat pada
B. Dampak yang ditimbulkan :
Menghambat Kemajuan Bangsa
Tidak meratanya pendidikan yang ada di
Indonesia juga mengakibatkan kualitas masyarakat Indonesia tertinggal jauh
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Kenyataannya,pendidikan
merupakan faktor utama dalam membangun karakter bangsa dan faktor untuk
menggerakkan perekonomian suatu bangsa.
Kualitas Pendidikan di Desa Tertinggal Jauh
Peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya dibutuhkan di kota-kota besar saja, namun di desa terpencil pun memerlukan adanya pendidikan yang sama layaknya dengan yang ada di perkotaan. Hal inilah yang ditimbulkan dari tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
C. Upaya yang dapat mengatasi ketidak merataan pendidikan di Indonesia:
Pembangunan Gedung Sekolah Secara Merata.
Seperti yang kita ketahui bersama, sekarang
ini pembangunan gedung sekolahan yang lama dilakukan rehabilitasi sehingga
menelan biaya yang cukup besar. Daripada dana tersebut dibuat membiayai program
rehabilitasi gedung yang sudah ada sebelumnya, alangkah baiknya dimanfaatkan
untuk pembangunan gedung sekolahan yang belum ada disetiap penjuru plosok
daerah. Sudah waktunya pembangunan gedung sekolah dibuat merata tanpa
membedakan mana yang ada dikota maupun mana yang ada di desa.
Semua memiliki hak dan kesempatan yang sama
untuk memperoleh fasilitas gedung sekolahan demi mewujudkan suasana yang nyaman
dalam proses pembelajaran.
Pembagian Buku Pelajaran Secara Gratis
Buku adalah sumber ilmu. Disaat pemerintah memberlakukan
biaya setinggi-tingginya untuk harga sebuah buku, itu sama halya dengan
membatasi kemauan seseorang dalam membuka wawasan pengetahuan mereka. Pihak
pemerintah seharusnya melakukan program pembagian buku secara gratis kepada
seluruh anak-anak Indonesia. Tentusaja program ini harus dibarengi dengan
program minat baca buku. Karena saat ini kualitas minat baca anak Indonesia
cukup rendah. Dengan hal ini lah yang menjadi penyebab tidak maju dan
berkembangnya negara Indonesia. Melalui buku, Indonesia pasti bisa membuka
wawasan dunia.
Pemenuhan Kebutuhan Guru
Agar guru bisa semangat dalam proses mengajar, sebaiknya pemerintah tanggap dalam mensejahterakan kehidupan mereka yaitu dengan memberikan tunjangan guru sewajarnya. Bagi guru PNS yang sering melakukan pelanggaran kode etika pegawai, maka tidak ada salahnya jika ditugaskan berdinas dipelosok daerah. Tentu saja, dengan adanya hal ini dimaksudkan agar mereka lebih bertanggung jawab dalam mengemban tugasnya.
Peningkatan Fasilitas Infrastruktur Akses Menuju Sekolah
Sekarang ini, masih banyak kita jumpai
anak-anak yang pergi sekolah harus melalui berbagai jalan yang berbahaya bagi
mereka. Tidak jarang dari mereka yang pergi ke sekolah dengan menyeberangi
sungai, melewati jembatan yang sudah rapuh, sampai bergelantung pohon dan tebing
yang curam.
Dalam hal ini, sebaiknya pemerintah wajib menelusuri satu persatu dari berbagai daerah terpencil kondisi akses jalan menuju sekolah, sehingga dapat mengetahui mana yang seharusnya diutamakan untuk pembangunan fasilitas infrastruktur akses jalan sekolah.
Sistem Zonasi
Dengan adanya sistem zonasi ini, dapat
mempercepat meratanya pendidikan yang berkualitas, menghindari penumpukan SDM
dengan kualitas tertentu di suatu wilayah, dan menghindari masyarakat yang
mendaftar di sekolah favorit saja. Namun, sistem zonasi akan membawa dampak
buruk apabila tidak ditangani dengan baik.
Diantara dampak buruknya yaitu, siswa tidak
dapat bersekolah di sekolah negeri, karena belum tersebarnya sekolah negeri
secara merata sehingga siswa terpaksa bersekolah di sekolah swasta yang
biayanya dikatakan cukup mahal. Akibatnya, jika sistem zonasi tidak diimbangi
dengan penambanah kuantitas sekolah negeri dengan daya tampung yang mampu
menerima semua calon siswa di setiap zona, maka sistem ini justru dapat
meningkatkan jumlah siswa yang putus sekolah.
Selain itu, setiap sekolah juga harus terpacu untuk menambah kualitasnya dengan adanya tenaga pelajar yang baik dan sarana prasarana, sehingga masyarakat bersedia untuk sekolah di wilayah zona tempat tinggalnya sendiri.
Penanganan Bertambahnya Jumlah Pekerja Anak
Pekerja anak adalah anak yang bekerja setiap
waktu mendapat uang, hingga dia tidak punya waktu untuk bersekolah. Sedangkan
anak yang bekerja adalah anak yang bekerja paruh waktu hingga masih bisa
bersekolah dan hanya membantu orang tuanya di waktu luangnya saja. Anak yang
bekerja masih diperbolehkan karena masih menempuh pendidikan di sekolah.
Pemerintah turut membantu untuk mencegah banyaknya pekerja anak dengan
menerapkan peraturan yang menetapkan peraturan batas usia minimal kerja.Tetapi, sebelum menangani masalah
pekerja anak, perlu diketahui dahulu perbedaan pekerja anak dan anak yang
bekerja, agar titak salah sasaran dalam mencegah anak bekerja.
Leave a Comment